Di Kompas Jateng hari ini tanggal 12 Agustus 2008 ada berita yang mengatakan bahwa perlunya pendidikan seksualitas yang lebih terstruktur dan masuk ke dalam muatan lokal kurikulum. Menurut hemat saya, memang sudah saat Jawa Tengah dan Semarang khususnya memasukkan pendidikan seksualitas ke dalam kurikulum, minimal muatan lokal. Karena seks bebas semakin marak saja, belum lagi ekses negatif yang ditimbulkannya, misalnya penyakit kelamin, kehamilan di luar nikah, pelacuran terselubung pada siswa sekolah menengah, perek, HIV/ AIDS. Ini semua membuka pintu gerbang ke arah kemaksiatan berikutnya yaitu kejahatan, minuman keras, pelacuran, narkoba. Seks memang merupakan pintu awal bagi masuknya segala kejahatan.
Ini tercermin dari banyaknya sms dan pertanyaan yang masuk ke saya pada saat mengasuh acara seksologi baik di radio maupun televisi, serta pertanyaan via email. kebanyakan mereka menanyakan bagaimana supaya tidak hamil pada saat berhubungan intim dengan pacarnya. Juga bagaimana sih, dok, memuaskan pacar saya. Bagaimana melakukan oral seks, apakah bisa hamil bila melakukan oral seks.
Well, semua itu harus kita cermati, atasi, dan sikapi dengan benar-benar bijak. Jangan sampai kalau sudah kebablasan dan sudah terlanjur menjadi penyakit masyarakat, baru kita bingung seperti kebakaran jenggot. Pendidikan seksualitas menjadi sangat crucial pada saat ini. Kita harap bisa mengantisipasinya dengan bermacam upaya. Sebagai praktisi dan sex educator, tentunya saya dan teman2 di ASI (Asosiasi Seksologi Indonesia) akan berupaya mengarahkan pengetahuan seks masyarakat ke arah yang positif, misalnya dengan cara memperbanyak edukasi di media televisi, radio, koran, dan juga seminar/ penyuluhan. Yang namanya seminar/ penyuluhan itu sangat luas, misalnya di sekolah2, di pertemuan PKK, arisan ibu2/ bapak2. dan banyak lagi. Untuk itu, kami pribadi membuka diri untuk dipanggil memberikan penyuluhan di mana pun, tidak terbatas tempatnya.
Saya pun punya anak yang beranjak remaja, siapa lagi yang harus ikut membina seksualitas remaja, kalau tidak kita mulai sendiri, dengan apa yang kita bisa.
saya dukung pak dokter, untuk pendidikan sex usia remaja, banyak orang tua yang tabu jika membicarakan tentang sex, karena pengetahuan mereka terbatas …. jadi tabu aja dibuatnya