Usia 37 tahun sudah impoten?

Saya dapat telpon.
P (penelpon): Dok, saya diberi tahu oleh Bapak H, disuruh periksa ke dr Andi. Jam berapa saya bisa periksa dok?
S (saya): Boleh, besok jam 5 sore ya…
P: Baik dok. Terimakasih.
S: Oke. Sama2…

Courtesy: shutterstock.com

Besoknya, dia datang, sebut saja namanya B. Datang dengan istrinya.
B: Dok, saya sudah nikah 1 1/2 tahun, tapi belum berhasil sampe ‘gol’.

istri B: iya dok, saya sampe saat ini masih belum berhasil ‘ditembus’. Soalnya suami saya anu dok…burungnya ga bisa berdiri…dia kencing manis, sudah lama.. Jadi saya ini masih perawan dok….

saya: (garuk-garuk kepala).. Ya…coba saya periksa dulu…

Itulah sebagian percakapan dokter-pasien di dunia nyata. Segitu buruknya ya dampak kencing manis alias diabetes melitus??

Coba kita lihat apa kata para pakar diabetes melitus:

Courtesy of BestDietDiabetes.com

T: Kenapa diabetes melitus/DM/ kencing manis sering menyebabkan disfungsi ereksi?

J: Diabetes melitus menyebabkan gangguan persarafan. Saraf yang ke arah penis mengalami ‘kelaparan’ karena aliran darah ke saraf tersebut kurang akibat DM. Jadi saraf pun terganggu, sehingga ereksi tidak keras, atau bahkan tidak bisa ereksi sama sekali.

Courtesy HealthCentral.com

 

 

T: Apa DM pasti menyebabkan disfungsi ereksi?

J: Tidak pasti sih, tapi orang yang kencing manis, sekitar 1/3 nya mengalami disfungsi ereksi.

Courtesy BuyedPillsOnline.com

T: Bagaimana saya tahu kalau menderita kencing manis atau tidak?

J: Coba cek darah di laboratorium. HbA1C, gula darah puasa, gula darah 2 jam setelah makan.

T: Bisakah disfungsi ereksinya diobati?

J: Bisa. Dokter akan memberikan obat untuk kencing manis, dan penyebab lainnya, serta bila kekurangan hormon testosteron, akan ditambahkan lewat suntikan atau obat minum.

Rehabilitasi Seksual untuk Ejakulasi Dini

Jawa Pos Radar Semarang, Minggu, 10 April 2011

Tanya:
dr Andi,
saya pria berusia 38 tahun, sudah menikah 12 tahun.  Selama tahun2 awal nikah, tidak ada masalah apa2, kami puas dengan hubungan suami istri kami. Tapi dalam setahun terakhir, saya sulit memuaskan istri, karena seringkali saya sudah loyo sebelum permainan selesai. Seringkali Mr P sudah mencapai klimaks sebelum istri puas. Saya jadi kurang pede dan seringkali cemas bila akan memulai hubungan suami istri. Bagaimana mengatasi masalah ini dr Andi. Terimakasih.

M di Sm.

Jawaban dr Andi:

Ini masalah ejakulasi dini, artinya cepat lambat keluarnya sperma tidak dapat dikontrol sama sekali, sehingga ejakulasi terjadi sebelum istri mengalami orgasme atau kepuasan.

Hal ini sangat sering terjadi pada pria di segala golongan umur, baik tua muda, baik baru nikah maupun sudah lama menikah, dan segala tingkat sosial  ekonomi dan tingkat pendidikan. Jadi pak M tidak usah terlalu berkecil hati, cuma memang hal ini membuat malu di depan istri, dan juga menghilangkan rasa percaya diri.

Seringkali istri juga berdiam diri saja karena kesal. Hal ini ditanggapi oleh suami dengan rasa bersalah. Bila keduanya jarang berkomunikasi dan membahas masalah ini, maka problem ini akan semakin meruncing dan menimbulkan masalah rumah tangga.

Bila suami mau membicarakan hal ini dengan istri, berusaha mencari pengobatan bersama, maka masalah ejakulasi dini ini bisa diatasi.

Dulu dianggap penyebab ejakulasi dini ini adalah semata2 psikis semata, tetapi saat ini ditemukan bahwa sebagian besar ejakulasi dini disebabkan oleh faktor kekurangan hormon serotonin, atau juga karena reseptor serotonin tidak berfungsi dengan baik. Untuk ini perlu dicari penyebabnya lagi mengapa bisa terjadi faktor tersebut.

Bila ada penurunan kualitas ereksi, maka perlu diperiksa faktor penyebab yang lain, misalnya kadar gula darah, tekanan darah, penyakit jantung koroner, tingginya kolesterol, kegemukan, kurangnya kadar hormon testosteron, kurang olahraga dan aktivitas fisik. Faktor depresi dan tidak dapat mengelola stres dengan baik juga perlu dicari.

Penanganan
Ejakulasi dini dapat diatasi dengan sex therapy, yaitu terapi berpasangan suami dan istri, pada prinsipnya adalah melatih membiasakan diri dengan sentuhan dan rangsangan, agar gejolak gairah tidak terlalu meletup2 dan terlalu cepat ejakulasi.

Bila ada rasa cemas yang berlebihan, dokter akan memberikan obat untuk mengurangi kecemasan. Bila ada gejala disfungsi ereksi, maka juga diberikan obat untuk menimbulkan ereksi. Hormon testosteron juga bisa diberikan bila tidak ada kontra indikasi.

Istri diberikan pengarahan untuk bisa mendukung suami agar tidak luntur rasa percaya dirinya. Biarkan suami merasa rileks, nyaman, dan tidak terburu-buru.

Cobalah berkonsultasi ke dokter untuk penanganan yang lebih efektif.

Masa Subur? Bagaimana mengetahuinya?

Bila ingin mendapatkan anak, maka berhubunganlah pada saat masa subur. Tapi bila belum ingin mendapatkan anak, maka hindarilah berhubungan pada masa subur.

Ada beberapa cara menghitung/ memprediksi masa subur:
1. Sistem kalender
Cara ini bisa digunakan bila siklus menstruasi teratur antara 28 hari sampai 35 hari.
Prinsipnya adalah:
a. Ovulasi (pengeluaran sel telur dari indung telur) terjadi 14 hari sebelum menstruasi yang akan datang.

b. Sperma dapat bertahan hidup sampai 48 jam setelah ejakulasi.

c. Sel telur dapat bertahan hidup selama 24 jam setelah ovulasi.

Cara menghitung dengan sistem kalender:

(i) Catat tanggal pertama haid, minimal 6 kali menstruasi

(ii) Hari pertama masa subur = Jumlah hari terpendek – 18

(iii) Hari terakhir masa subur = Jumlah hari terpanjang – 11

Contoh:

Siklus terpendek 28 hari dan siklus terpanjang 32 hari (mulai hari pertama haid sampai haid berikutnya)

Perhitungannya : 28 -18 = 10 dan 32–11 = 21. jadi masa suburnya adalah mulai hari ke-10 sampai ke 21 dari hari pertama haid. Pada masa ini suami isteri tidak boleh berhubungan intim. Bila ingin berhubungan intim, disarankan memakai kondom.

Cara KB dengan sanggama terputus tidak disarankan karena angka kegagalannya cukup tinggi yaitu 25-30% , karena dikhawatirkan ada sperma yang tetap lolos , bisa berenang sampai saluran tuba falopii (saluran telur) dan bisa membuahi sel telur.

2. menilai peningkatan suhu badan, biasanya suhu badan meningkat menjelang dan sesudah masa ovulasi karena pengaruh hormon progesteron.

3. menilai lendir rahim. Hormon estrogen mencapai puncaknya pada saat ovulasi terjadi dan memengaruhi lendir rahim. Menjelang ovulasi biasanya lendir rahim jadi agak encer dan bila diraba dengan dua jari membentuk benang dan berwarna bening.

4. dengan Alat Tes Ovulasi. Saat ini juga sudah dijual bebas diapotik atau toko obat alat untuk menilai masa subur yaitu Test prediksi masa subur atau ovulasi. Alat test ini bekerja dengan mengukur kadar hormone LH yang dihasilkan saat ovulasi. Alat ini digunakan seperti test kehamilan tetapi tentu saja harganya lebih mahal.

@@Rehab Your Sex Life! dr Andi Sugiarto, SpRM

Image was taken from: http://blog.oxygencreator.web.id/wp-content/uploads/2009/08/aw.jpg

Vaginismus: Sulit Masuk karena ‘Sempit’?

Vaginismus? Apa itu?

Vaginismus adalah kontraksi involunter (diluar kehendak sadar) dari otot vagina dan otot dasar panggul. Otot tsb secara refleks menegang/ mengejang sehingga tidak bisa dilakukan penetrasi penis, atau obyek lain seperti tampon, spekulum (alat medis untuk melihat dalamnya vagina).

Ketegangan otot ini menimbulkan rasan nyeri, rasa terbakar, perih, terasa nyeri tajam. Vaginismus bisa timbul secara primer (seumur hidup, tanpa diketahui penyebabnya), atau sekunder (tadinya normal, lalu setelah ada pemicu/ penyebab, baru timbul vaginismus). Bisa timbul secara global/ umum (terjadi pada semua situasi dan pada semua obyek yang akan dimasukkan ke vagina), atau situasional (hanya terjadi pada situasi tertentu, misalnya hanya pada satu partner tertentu dan lainnya tidak, atau hanya timbul pada hubungan seksual, tapi tidak timbul saat akan memasukkan tampon atau pemeriksaan vagina dengan jari dokter kandungan/ VT).

Wanita yang vaginismus sering menganggap bahwa mereka ‘terlalu sempit’, sehingga vagina harus diregangkan. Ini menimbulkan bayangan bahwa hubungan seks atau penetrasi apa pun akan menimbulkan nyeri. Padahal wanita yang vaginismus tidak perlu meregangkan vagina, mereka justru perlu belajar mengontrol otot sekitar vagina, ini bisa dilatih dengan exercise.

Untuk cara latihan, bisa dilihat pada tulisan mengenai Kegel Exercise.

@@Rehab Your Sex Life! dr Andi Sugiarto, SpRM
Image was taken from: http://www.babble.com/CS/blogs/strollerderby/2008/12/01-07/vagina.jpg

Hare Gene..Ejakulasi Dini???

Ejakulasi dini atau premature ejaculation (PE) adalah keluarnya sperma (ejakulasi) dalam waktu yang sangat singkat, bahkan bisa sebelum hubungan seksual berlangsung (penetrasi penis ke dalam vagina).

PE merupakan kelainan seksual pria yang paling banyak terjadi, sekitar 30-40% pria yang aktif secara seksual. PE dapat dialami oleh 75% dari pria dalam suatu saat dalam kehidupannya. PE juga tidak memandang usia, jabatan, status sosial, semua pria dapat mengalaminya.

Definisi PE menurut International Committee of the First Consultation on ED, didasarkan dari 3 kriteria esensial:
-latensi ejakulasi yang pendek: 2 menit atau kurang
-ketidak mampuan mengontrol ejakulasi
-gangguan psikologis pada pasien dan/ atau pasangannya

PE dapat berupa:
PPE (primary [life long] type)
SPE ( secondary [acquired or situational] type)

Ejakulasi dini bisa ditoleransi (masih bisa dianggap normal/ fisiologis) pada pria yang baru menikah, pada pria yang baru pernah berhubungan seksual, pada suami yang lama berpuasa seks (abstinensia), dan banyak terjadi pada hubungan di luar nikah (ekstramarital), mungkin karena merupakan pengalaman dengan orang baru.

Ejakulasi dini bisa terjadi karena faktor fisik maupun faktor psikologis. Faktor fisik contohnya akibat pembesaran kelenjar prostat, infeksi prostat, kencing manis, hipertensi yang tidak terkontrol, gejala stroke (TIA), sumbatan pada pembuluh darah (aterosklerosis dan aterotrombosis), pada kondisi fisik/ stamina yang rendah misalnya pada lansia, orang jarang / tidak pernah olah raga, atau juga merupakan tanda awal dari disfungsi ereksi/ impotensi pada orang yang punya penyakit kencing manis, dll.

Faktor psikologis misalnya suami rendah diri dan minder (bisa akibat kekurangan secara fisik, misalnya terlalu pendek, terlalu gemuk, terlalu kurus, ada cacat fisik, juga bisa akibat faktor ekonomi, misalnya penghasilan/ kedudukan/ karier suami lebih rendah daripada istri), istri sering sakit-sakitan sehingga suami takut berlama-lama dalam hubungan seksual, istri terlalu dominan dalam rumah tangga, istri kurang bergairah/ kurang mesra/ dingin/ frigid.

Mengatasi PE perlu dukungan baik suami maupun istri, tidak bisa suami seorang diri mengatasi masalahnya. Dukungan dari istri bisa secara aktif maupun pasif. Dukungan aktif bisa berupa kata-kata yang menenangkan, memberi semangat yang positif, ikut membuat suasana rumah tangga yang harmonis dan mesra, suasana kamar tidur/ suasana ranjang yang “mengundang”, misalnya dengan menjaga kamar tidur dan ranjang tetap bersih dan wangi. Dukungan pasif bisa berupa tidak marah, tidak cemberut, tidak mengeluarkan kritikan yang melemahkan semangat, tidak menghindari hubungan yang harmonis dan mesra. Istri juga perlu memperhatikan bahasa tubuhnya agar tidak membuat suami ‘melempem’.

Cara mengatasi PE:
Psikoterapi untuk membuat rasa percaya diri
Teknik hubungan seksual yang “baik dan benar”
Mengatasi penyakit yang mendasari, misalnya DM dan hipertensi harus terkontrol
Obat-obatan: antidepresan, vasodilator

Goal/ sasaran dalam mengatasi PE: ada tahapan-tahapannya:
-Menahan ejakulasi sampai penetrasi penis
-Menahan ejakulasi sampai istri sudah ‘memanas’ (grafik kenikmatan istri sudah naik)
-Menahan ejakulasi sampai istri sudah ‘dekat puncak’
-Menahan ejakulasi sampai istri mengalami orgasme

Tujuan akhir dari penanganan PE: (Bisa salah satu)
1. suami bisa menahan ejakulasi cukup lama sehingga istri bisa mencapai orgasme pada minimal 50% dari jumlah hubungan seksual (misal, dalam 10 kali hubungan seksual, paling tidak 5 kali orgasme).
2. suami bisa menahan ejakulasi sampai batas waktu tertentu (2 menit) atau jumlah dorongan/ ‘genjotan’ tertentu (time limit atau number of thrust limit)

Dalam mengatasi PE, ada indikator/ alat ukurnya, yaitu dengan
-IELT (intravaginal ejaculatory latency time)
-Kuesioner Indeks PE (7 pertanyaan yang harus dijawab pasien)

Wang dkk dalam penelitiannya mengemukakan beberapa aspek untuk mengevaluasi PE
-IELT
-kemampuan mengontrol ejakulasi
-tingkat kepuasan seksual suami
-tingkat kepuasan seksual istri
-frekuensi orgasme dari istri
-faktor psikologis, seperti: kecemasan, depresi, intimasi dari suami istri, kepercayaan diri (self-confidence)
-faktor patologis, seperti: glans hipersensitivity, penile reflex hiperactivity, dan kadar testosteron yang rendah.

Akhir kata, PE dapat diatasi sehingga tidak menimbulkan gangguan dalam hubungan suami istri.