PMS Atau PMDD ?

P 3

P 4

Jika Anda seorang wanita, gejala ini pasti terdengar familiar. Selama satu minggu setiap bulan, Anda jadi mudah menangis lebih dari biasanya. Anda harus menahan diri untuk tidak marah pada rekan kerja dan terus-menerus ingin makan cokelat.

Para ahli mengatakan, ini efek samping hanya sindrom pramenstruasi, atau PMS. Tetapi jika gejolak emosional yang terjadi sangat serius dan bahkan sampai mengganggu pekerjaan  dan hubungan Anda, jangan-jangan itu bukan PMS melainkan premenstrual dysphoric disorder (PMDD). Dan jika kesedihan dan marah-marah terus berlangsung bahkan setelah periode menstruasi selesai, bisa jadi itu tanda depresi atau gangguan bipolar.

PMDD adalah bentuk lebih ekstrim atau berat dari PMS. Mungkin ada perubahan hormon selama siklus haid yang mengakibatkan perubahan emosi yang ekstrim tapi penyebab tepatnya belum diketahui. Sama seperti PMS, gejala PMDD muncul sekitar seminggu sebelum menstruasi namun tidak segera berakhir walau menstruasi telah selesai. Para ahli mengaitkan PMDD dengan keinginan bunuh diri pada wanita penderitanya.

Wanita dengan PMDD diperkirakan hanya 5% di seluruh dunia. Mengetahui seperti apa gejala PMDD dapat membantu mengidentifikasi siapa penderitanya, orang lain atau diri sendiri. Kebanyakan wanita dengan PMDD bisa sembuh melalui konsultasi, diet sehat, olahraga, dan istirahat yang cukup. Jika gejala-gejala di bawah ini ada pada Anda, waspadalah! Mungkin yang selama ini Anda alami lebih dari sekadar PMS.

 

www.dokterandi.com

Klik: http://www.dokterandi.com/2017/10/28/pms-atau-pmdd/

Facebook: Dr Andi Sugiarto – Dr Seksologi

Twitter: @andisugi

Ig: dokter_andi

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *