Vaginismus: Sulit Masuk karena ‘Sempit’?

Vaginismus? Apa itu?

Vaginismus adalah kontraksi involunter (diluar kehendak sadar) dari otot vagina dan otot dasar panggul. Otot tsb secara refleks menegang/ mengejang sehingga tidak bisa dilakukan penetrasi penis, atau obyek lain seperti tampon, spekulum (alat medis untuk melihat dalamnya vagina).

Ketegangan otot ini menimbulkan rasan nyeri, rasa terbakar, perih, terasa nyeri tajam. Vaginismus bisa timbul secara primer (seumur hidup, tanpa diketahui penyebabnya), atau sekunder (tadinya normal, lalu setelah ada pemicu/ penyebab, baru timbul vaginismus). Bisa timbul secara global/ umum (terjadi pada semua situasi dan pada semua obyek yang akan dimasukkan ke vagina), atau situasional (hanya terjadi pada situasi tertentu, misalnya hanya pada satu partner tertentu dan lainnya tidak, atau hanya timbul pada hubungan seksual, tapi tidak timbul saat akan memasukkan tampon atau pemeriksaan vagina dengan jari dokter kandungan/ VT).

Wanita yang vaginismus sering menganggap bahwa mereka ‘terlalu sempit’, sehingga vagina harus diregangkan. Ini menimbulkan bayangan bahwa hubungan seks atau penetrasi apa pun akan menimbulkan nyeri. Padahal wanita yang vaginismus tidak perlu meregangkan vagina, mereka justru perlu belajar mengontrol otot sekitar vagina, ini bisa dilatih dengan exercise.

Untuk cara latihan, bisa dilihat pada tulisan mengenai Kegel Exercise.

@@Rehab Your Sex Life! dr Andi Sugiarto, SpRM
Image was taken from: http://www.babble.com/CS/blogs/strollerderby/2008/12/01-07/vagina.jpg

Ejakulasi Dini?? Jangan putus asa!!

Putus asa sampai “gulung tikar”? (Gulung penis, tepatnya!)

“Bila anda pikir anda bisa, maka anda akan bisa.” (Napoleon Hill)

Memang, pria sering dianggap jantan kalau bisa memuaskan pasangannya. Bisa tahan lama… Mengapa bisa tahan lama? Semuanya diam kalau ditanya begitu. Siapa pun akan bisa bertahan lama, asalkan….. tidak digoyang…!!!

Tapi jangan salah dulu, tidak digoyang pun belum tentu bisa “kuat lama” “bertahan menghadapi gempuran “musuh”!! Buktinya, banyak pria yang “kalah sebelum bertanding”, baru pemanasan sudah keok alias muncrat duluan…!!

Banyak sekali pasien dan pertanyaan dari pemirsa Cakra Semarang TV maupun Radio Kis FM tentang editansil ini. Saya pun kewalahan menjawab pertanyaan yang sangat beragam. Setelah bertapa dan berpikir sebentar, maka dengan sangat gembira bisa timbul ide untuk mengadakan seminar dan workshop mengenai Bagaimana Mengatasi Ejakulasi Dini alias editansil ini..

Tapi sebelum seminar ini bisa dilaksanakan, tentunya saya harus bikin buku dulu dong ya.. supaya bisa dibaca sebelum seminar. Wah, kok pake birokrasi ya? Mau bikin seminar, harus tunggu bukunya dulu. Bisa-bisa keburu muncrat dulu dong ya?

Itulah salah satu prinsip utk mengatasi ejakulasi dini.. “Jangan terburu-buru dan jangan mau diburu-buru!”

Apakah anda ingat saat akan berburu burung atau menangkap ikan? Itulah saatnya anda bersabar, menunggu, mengendap-endap.. Baru pada saat yang tepat, kita sergap dan lakukan action!

Ejakulasi dini tanpa hasil? Sebetulnya tidak! Hasilnya ya tentunya keluar cairan sperma itu tadi.. Jangan rendahkan dirimu dengan mengecilkan arti tiap hubungan intim. Toh apa yang terjadi bukan kehendak kita secara sadar. Siapa sih yang bisa menahan ejakulasi kalau sudah mau keluar?

Itulah prinsip kedua: Bila sudah mau keluar, siapa yang bisa tahan..
What is the meaning of ejaculation? Apa makna dari ejakulasi? Orang sering bilang, hubungan seks itu enaknya pas saat keluar.. Betulkah itu? Apakah pada saat belum keluar, itu kurang enak?

Mungkin yang bicara gitu adalah orang yang sangat berorientasi pada hasil.. gak maido (Jawa: enggak nyalahin), mungkin dia di pekerjaannya sering ditarget yang over/ targetnya gede banget!!

Itu sama saja dengan orang yang naik bis, dan pikir kalau sudah sampai Jakarta, baru dia merasa enak, nyaman, lega dll. Bagaimana pendapat anda mengenai orang ini? Rugi kan??

Mengapa tidak menikmati sepanjang perjalanan.. apalagi kalau bisa ngobrol dengan cewek manis di sebelahnya..!!

Prinsip ketiga: Nikmati setiap prosesnya, jangan cuma hasil akhirnya…!!

Mengapa tidak coba ketiga prinsip di atas??

Ayo, singsingkan lengan bajumu (dan celanamu) Siapkan medan pertempuran. Langkah pertama adalah yang terbaik dan juga tersulit. You are what you think. Bila anda pikir anda bisa, maka anda akan bisa.

Hare Gene..Ejakulasi Dini???

Ejakulasi dini atau premature ejaculation (PE) adalah keluarnya sperma (ejakulasi) dalam waktu yang sangat singkat, bahkan bisa sebelum hubungan seksual berlangsung (penetrasi penis ke dalam vagina).

PE merupakan kelainan seksual pria yang paling banyak terjadi, sekitar 30-40% pria yang aktif secara seksual. PE dapat dialami oleh 75% dari pria dalam suatu saat dalam kehidupannya. PE juga tidak memandang usia, jabatan, status sosial, semua pria dapat mengalaminya.

Definisi PE menurut International Committee of the First Consultation on ED, didasarkan dari 3 kriteria esensial:
-latensi ejakulasi yang pendek: 2 menit atau kurang
-ketidak mampuan mengontrol ejakulasi
-gangguan psikologis pada pasien dan/ atau pasangannya

PE dapat berupa:
PPE (primary [life long] type)
SPE ( secondary [acquired or situational] type)

Ejakulasi dini bisa ditoleransi (masih bisa dianggap normal/ fisiologis) pada pria yang baru menikah, pada pria yang baru pernah berhubungan seksual, pada suami yang lama berpuasa seks (abstinensia), dan banyak terjadi pada hubungan di luar nikah (ekstramarital), mungkin karena merupakan pengalaman dengan orang baru.

Ejakulasi dini bisa terjadi karena faktor fisik maupun faktor psikologis. Faktor fisik contohnya akibat pembesaran kelenjar prostat, infeksi prostat, kencing manis, hipertensi yang tidak terkontrol, gejala stroke (TIA), sumbatan pada pembuluh darah (aterosklerosis dan aterotrombosis), pada kondisi fisik/ stamina yang rendah misalnya pada lansia, orang jarang / tidak pernah olah raga, atau juga merupakan tanda awal dari disfungsi ereksi/ impotensi pada orang yang punya penyakit kencing manis, dll.

Faktor psikologis misalnya suami rendah diri dan minder (bisa akibat kekurangan secara fisik, misalnya terlalu pendek, terlalu gemuk, terlalu kurus, ada cacat fisik, juga bisa akibat faktor ekonomi, misalnya penghasilan/ kedudukan/ karier suami lebih rendah daripada istri), istri sering sakit-sakitan sehingga suami takut berlama-lama dalam hubungan seksual, istri terlalu dominan dalam rumah tangga, istri kurang bergairah/ kurang mesra/ dingin/ frigid.

Mengatasi PE perlu dukungan baik suami maupun istri, tidak bisa suami seorang diri mengatasi masalahnya. Dukungan dari istri bisa secara aktif maupun pasif. Dukungan aktif bisa berupa kata-kata yang menenangkan, memberi semangat yang positif, ikut membuat suasana rumah tangga yang harmonis dan mesra, suasana kamar tidur/ suasana ranjang yang “mengundang”, misalnya dengan menjaga kamar tidur dan ranjang tetap bersih dan wangi. Dukungan pasif bisa berupa tidak marah, tidak cemberut, tidak mengeluarkan kritikan yang melemahkan semangat, tidak menghindari hubungan yang harmonis dan mesra. Istri juga perlu memperhatikan bahasa tubuhnya agar tidak membuat suami ‘melempem’.

Cara mengatasi PE:
Psikoterapi untuk membuat rasa percaya diri
Teknik hubungan seksual yang “baik dan benar”
Mengatasi penyakit yang mendasari, misalnya DM dan hipertensi harus terkontrol
Obat-obatan: antidepresan, vasodilator

Goal/ sasaran dalam mengatasi PE: ada tahapan-tahapannya:
-Menahan ejakulasi sampai penetrasi penis
-Menahan ejakulasi sampai istri sudah ‘memanas’ (grafik kenikmatan istri sudah naik)
-Menahan ejakulasi sampai istri sudah ‘dekat puncak’
-Menahan ejakulasi sampai istri mengalami orgasme

Tujuan akhir dari penanganan PE: (Bisa salah satu)
1. suami bisa menahan ejakulasi cukup lama sehingga istri bisa mencapai orgasme pada minimal 50% dari jumlah hubungan seksual (misal, dalam 10 kali hubungan seksual, paling tidak 5 kali orgasme).
2. suami bisa menahan ejakulasi sampai batas waktu tertentu (2 menit) atau jumlah dorongan/ ‘genjotan’ tertentu (time limit atau number of thrust limit)

Dalam mengatasi PE, ada indikator/ alat ukurnya, yaitu dengan
-IELT (intravaginal ejaculatory latency time)
-Kuesioner Indeks PE (7 pertanyaan yang harus dijawab pasien)

Wang dkk dalam penelitiannya mengemukakan beberapa aspek untuk mengevaluasi PE
-IELT
-kemampuan mengontrol ejakulasi
-tingkat kepuasan seksual suami
-tingkat kepuasan seksual istri
-frekuensi orgasme dari istri
-faktor psikologis, seperti: kecemasan, depresi, intimasi dari suami istri, kepercayaan diri (self-confidence)
-faktor patologis, seperti: glans hipersensitivity, penile reflex hiperactivity, dan kadar testosteron yang rendah.

Akhir kata, PE dapat diatasi sehingga tidak menimbulkan gangguan dalam hubungan suami istri.