Apa yang terjadi jika Testosteron Berkurang?

testos1

testos2

Testosteron merupakan hormon seks pria yang paling penting. Kekurangan atau ketidakseimbangan testosteron bisa memengaruhi perkembangan seksual, kesuburan, bahkan meningkatkan risiko penyakit kronik.

Pada masa awal kehamilan, hormon ini akan menentukan apakah janin akan berkelamin laki-laki atau perempuan. Kekurangan hormon ini di masa kehamilan akan menyebabkan kondisi yang disebut kelamin ambigu, di mana dari pemeriksaan luar jenis kelamin bayi yang baru lahir itu tidak jelas.

Jika kekurangan testosteron (hipogonadisme) terjadi selama masa pubertas, ini bisa memperlambat pertumbuhan dan mengganggu perkembangan karateristik sekunder pria.

“Anak laki-laki dengan kondisi ini tidak mengalami perubahan suara, serta organ genitalnya tidak sempurna, misalnya penis dan testisnya kecil.

Penyebabnya bisa karena kerusakan testis, kelainan bawaan , gaya hidup tidak sehat, stres tinggi sehingga hormonnya tertekan.

Beberapa tanda pria terkena gangguan pada hormon tetosteron

1. Rendahnya Gairah Seks.

Testosteron berperan dalam mengatur libido seorang pria. Seiring bertambahnya usia, kebanyakan pria akan mengalami penurunan lebih drastis terhadap gairah seks. Rendahnya tingkat testosteron juga dapat membuat Anda sulit untuk mencapai orgasme.

2. Kesulitan Ereksi.

Hormon testosteron juga membantu pria mencapai ereksi. Testosteron sendiri tidak menyebabkan ereksi, tetapi merangsang reseptor di otak untuk memproduksi oksida nitrat-sebuah molekul yang memicu ereksi.

Rendahnya testosteron terkait dengan banyak kondisi yang menyebabkan disfungsi ereksi, termasuk obesitas dan diabetes aterosklerosis.

3. Rendahnya Produksi Cairan Semen.

Testosteron berperan juga dalam produksi air mani, yaitu cairan yang membantu perkembangan sperma. Pria dengan testosteron rendah akan melihat penurunan jumlah volume spermanya ketika ejakulasi.

4. Rambut Rontok.

Produksi rambut dipengaruhi juga oleh hormon testosteron. Kebotakan memang suatu hal yang alami ketika pria bertambah tua, tetapi pria dengan testosteron rendah dapat mengalami kerontokan rambut lebih cepat sebelum usia tuanya.

5. Mudah Lelah.

Pria dengan hormon testosteron yang rendah cenderung mudah lalah dan kurang berenergi dalam aktivitasnya sehari-hari.

6. Kehilangan Massa Otot.

Karena testosteron juga memiliki peran dalam pembangunan dan penguatan otot, pria dengan testosteron rendah dapat mengalami penurunan massa otot dan kekuatan, terutama di tangan, kaki, atau dada.

7.Kegemukan.

Pria dengan testosteron rendah akan mengalami peningkatan lemak tubuh. Meskipun alasan di balik ini kurang begitu jelas, penelitian telah menunjukkan bahwa gen yang mengontrol persentase lemak tubuh juga bertanggung jawab untuk tingkat sirkulasi testosteron pada pria.

8. Penurunan Massa Tulang.

Melemahnya tulang atau yang sering disebut dengan osteoporosis dianggap sebagai kondisi yang terjadi hanya pada wanita saja.

Pria dengan testosteron rendah juga dapat mengalami pengeroposan tulang karena produksi testosteron dapat membantu penguatan tulang. Akibatnya pria tersebut lebih rentan terhadap patah tulang, biasanya di pinggul, kaki, tulang rusuk, dan pergelangan tangan.

9. Mood yang Tidak Stabil.

Wanita sering mengalami perubahan suasana hati selama menopause, ketika tingkat mereka penurunan estrogen. Pria dengan kadar testosteron rendah juga dapat mengalami gejala yang sama.

Nah…. Selain pada pria, wanita pun juga bisa mengalami penurunan kadar testosteron. Testosteron memang lebih dikenal sebagai hormon pria yang membuat mereka lebih gemuk, memanajemen kemarahan, dan mendorong gairah seks yang kuat. Padahal, tubuh wanita pun memiliki hormon ini meski tidak menghasilkan testosteron sebanyak pada pria.

Namun, sejumlah kecil ini bisa membuat emosi dan tubuh wanita menginginkan seks. Seperti halnya pria, bukanlah hal yang baik jika jumlah testosteron pada wanita terlalu sedikit. Bisa kita lihat tanda-tanda wanita kekurangan testosteron:

  1. Ketertarikan pada seks berkurang
    Ketika kadar hormon testosteron di bawah normal, mungkin Anda akan kurang menginginkan seks meskipun pasangan telah melakukan berbagai sentuhan dan rangsangan. Ketika terpaksa melakukan hubungan seks, kemungkinan tidak akan menyenangkan seperti sebelumnya.
  2. Tidak bisa menurunkan berat badan
    Berjuang untuk menurunkan berat badan, terutama lemak perut, bisa dilakukan dengan berolahraga. Testosteron membantu mengatur penempatan otot dan lemak pada tubuh wanita. Nah, jika kekurangan hormon ini, keseimbangan lemak akan tertanggu, terutama di sekitar bagian tengah, juga memengaruhi kemampuan untuk membangun otot dan bahkan kehilangan otot yang sudah dimiliki.
  3. Lelah sepanjang waktu
    Normal-normal saja bila mengalami lelah pada suatu waktu sepanjang hari. Namun, bila mengalami lelah sepanjang waktu atau mudah lelah saat berolahraga, hal ini bisa menunjukkan sesuatu yang lebih buruk daripada membutuhkan lebih banyak kafein.
  4. Mengalami depresi atau kecemasan
    Dalam sebuah penelitian, wanita usia 25–46 tahun dengan testosteron rendah lebih mungkin mengalami depresi. Penelitian lain menunjukkan bahwa wanita dengan defisiensi testosteron berkepanjangan sering kali lebih cemas dan lebih tertekan daripada wanita dengan kadar testosteron normal.
  5. Tulang yang lemah
    Osteoporosis, yang menyebabkan tulang lemah, sering dianggap penyakit wanita karena estrogen yang rendah, yang merupakan faktor kunci dalam hilangnya kepadatan tulang. Namun, penelitian menunjukkan bahwa rendahnya tingkat testosteron pun dapat menurunkan kekuatan tulang Anda.

Pria dan wanita yang memiliki tingkat testosteron rendah dianggap “lemah” karena mereka tidak bisa menjabat tangan dengan erat. Bagi kebanyakan wanita, kurangnya estrogen bisa menjadi alasan terjadinya osteoporosis, apalagi setelah menopause, ketika hormon turun drastis. Menggantikan estrogen saja tidak cukup jika testosteron juga tidak seimbang.

Bila terjadi hal di atas, lebih baik segera di konsultasikan kepada dokter. Karena setiap permasalahan setiap orang berbeda-beda.

www.dokterandi.com

Klik: http://www.dokterandi.com/2017/02/22/3141/

facebook: Dr Andi Sugiarto  – Dr Seksologi

twitter: @andisugi

ig: dokter_andi

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *