Ya..!! Peribahasa itu berarti: kita yang salah, orang lain yang di”kambing-hitam”kan. Sebaiknya kita jangan gampang-gampang menyalahkan orang lain, tapi introspeksi dulu ke diri kita.
Dalam praktek seksologi pun begitu, disfungsi seksual dari seseorang bisa diakibatkan oleh disfungsi pasangannya. Atau sebaliknya, karena dia terganggu, maka dia menyebabkan gangguan pada pasangannya. Jadi mungkin kita yang buruk muka, tapi kita menyalahkan si cermin. Kasihan ya cerminnya!
Seorang istri (40 tahun) datang dengan keluhan akhir-akhir ini ia hampir tidak pernah orgasme. Sudah 6 bulan ini ia jarang berhubungan intim dengan suami (usia 47 th). Seringkali ia mengajak suami berhubungan intim, tapi suami seringkali menolak dan beralasan capek sehabis kerja. Istri jadi sering uring-uringan, malas ngapa-ngapain, malas mengerjakan pekerjaan rumah tangga, di kantor jadi sering termenung dan sulit konsentrasi . Urusan kecil bisa jadi pertengkaran panjang.
Akhirnya istri punya ide untuk berkonsultasi ke dokter. Suami tidak mau berkonsultasi, jadi si istri ini datang sendiri. Ereksi suami bagus, kencang, dan kuat. Tetapi ejakulasinya cepat sekali, paling-paling 5 kali hentakan sudah ejakulasi. Suami juga “tidak romantis”, jarang mau bercumbu berlama-lama dan menganggap tidak perlu pemanasan lama-lama, itu buang-buang waktu.
Dalam 6 bulan terakhir terjadi beberapa pertengkaran besar antara suami dan istri ini. Diakui oleh sang istri ini, sebetulnya pemicunya sih cuma sepele-sepele saja, dok. Dan yang dipertengkarkan juga sebetulnya pun remeh-remeh saja. Tapi mereka tidak bisa tahan untuk tidak bertengkar… Wah, kalau begini, runyam ya urusannya.
Suami menuduh istri terlalu basah, dan tidak mau “menjaga badan” sehingga “kurang legit”. Suami berdalih bahwa ia “cepat keluar” karena tidak mau berlama-lama berhubungan intim.
Well, it is getting hot!!
But I am very sorry, if you excuse me, I have to go now. I will be writing as soon as possible.
Rehab Your Sex Life!!