Jawa Pos, Minggu, 29 April 2012
Tanya:
Dr Andi,
saya pria usia 49 tahun, akhir-akhir ini saat berkemih rasanya sering tidak tuntas dan tidak puas, sering bolak-balik ke WC untuk buang air kecil. Apakah ini penyakit prostat, saya khawatir dok. Mohon solusinya, dr Andi. Terimakasih.
(Swd di Purwodadi)
Jawaban dr Andi:
Memang pembesaran prostat sering terjadi pada pria di usia 45-50an. Prostat terletak di bawah kandung kemih, mengelilingi bagian atas uretra (saluran pengeluaran air seni). Jika prostat menjadi terlalu besar maka dapat meregangkan dan mendistorsi uretra dan menghambat aliran urin. Hal ini dapat menyebabkan berbagai masalah kandung kemih. Kelenjar prostat adalah suatu massa jaringan sebesar biji kenari yang terletak di belakang pangkal penis. Fungsinya adalah menambahkan cairan mani yang membawa sperma. Kelenjar ini cenderung membesar volumenya ketika seorang pria mencapai empat puluhan, dan terus tumbuh dengan bertambahnya usia. Pada beberapa pria, pembesaran kelenjar prostat bahkan mencapai lebih dari 7 kali ukuran aslinya. Pembesaran ini bersifat jinak, sehingga disebut hiperplasia prostat jinak (Benign Prostatic Hyperplasia, disingkat BPH).
GEJALA
Gejala awal timbul jika prostat yang membesar mulai menyumbat aliran air kemih.
Pada mulanya, penderita memiliki kesulitan untuk memulai berkemih. Penderita juga merasakan bahwa proses berkemihnya belum tuntas.
Penderita menjadi lebih sering berkemih pada malam hari (nokturia) dan jika berkemih harus mengedan lebih kuat.
Volume dan kekuatan pancaran berkemih juga menjadi berkurang dan pada akhir berkemih air kemih masih menetes.
Akibatnya kandung kemih terisi penuh sehingga terjadi inkontinensia uri (beser).
Pada saat penderita mengedan untuk berkemih, vena-vena kecil pada uretra dan kandung kemih bisa pecah sehingga pada air kemih terdapat darah.
Penyumbatan total menyebabkan penderita tidak dapat berkemih sehingga penderita merasakan kandung kemihnya penuh dan timbul nyeri hebat di perut bagian bawah.
Jika terjadi infeksi kandung kemih, akan timbul rasa terbakar selama berkemih, juga demam.
Air kemih yang tertahan di kandung kemih juga menyebabkan bertambahnya tekanan pada ginjal, tetapi jarang menyebabkan kerusakan ginjal yang menetap.
Pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter untuk menilai keparahan keluhan pasien yang menderita pembesaran prostat jinak ini adalah dengan menggunakan sistem skoring yang secara subyektif diisi sendiri oleh pasien. Sistem skoring ini disebut sebagai IPSS (International Prostatic Symptom Score). Dari skoring tersebut maka gejala pembesaran prostat jinak ini dapat dibagi menjadi 3 derajat yaitu ringan, sedang, dan berat. Pemeriksaan lain yang akan dilakukan oleh dokter adalah dengan melakukan pemeriksaan colok dubur pasien yang salah satu fungsinya adalah mengetahui konsistensi prostat yang berguna untuk mengetahui apakah terjadi pembesaran prostat jinak atau ganas. Dokter juga akan melakukan pemeriksaan laboratorium, kadar penanda tumor prostat, foto rontgen, dan pemeriksaan USG melalui anus. Pemeriksaan tambahan lain yang biasanya dilakukan adalah pengukuran jumlah sisa urin dalam kandung kemih setelah kencing dan pengukuran pancaran air seni.
Terapi menggunakan obat-obatan pada pasien pembesaran prostat jinak salah satunya bertujuan untuk mengurangi volume prostat dengan cara menurunkan kadar hormon testosteron. Ekstrak tumbuh-tumbuhan juga dipercaya dapat dipakai untuk memperbaiki gejala pembesaran prostat jinak seperti ekstrak saw palmetto.
Terapi lainnya dan merupakan terbaik pada pasien pembesaran prostat jinak saat ini adalah melalui pembedahan. Pembedahan merupakan terapi paling baik karena hasilnya dapat dilihat dan diketahui dengan cepat. Pembedahan direkomendasikan pada pasien pembesaran prostat jinak yang tidak menunjukkan perbaikan dengan obat-obatan, infeksi saluran kemih berulang, gagal ginjal, dan timbulnya batu saluran kemih akibat sumbatan saluran kemih bagian bawah. Selain pembedahan terbuka, metode lainnya yang sering dipakai adalah dengan metode TURP (Trans Urethral Resection of the Prostate) yaitu jaringan prostat yang menyumbat dibuang melalui sebuah alat yang dimasukkan melalui uretra (saluran kencing).
Dr. Andi Sugiarto, SpRM Seksologi Semarang
klik http://www.dokterandi.com/2015/05/12/drseks-dokter-andi-sugiarto-semarang-menua-dan-prostat/